Sabtu, 28 Mei 2011

POTRET BUREM PENUNTASAN KORUPSI DI INDONESIA


JAKARTA.


Perkara kasus korupsi di negeri ini, tak pernah kunjung selesai seperti lagu "berjejer dari pulau ke pulau sambung menyambung menjadi satu" itulah perilaku kumpulan anak bangsa Indonesia yang penuh trick dan intrick. 

Kita bisa lihat dan saksikan mulai dari pegang jabatan kekuasaan, politik, dan hukum dicampur adukkan, seperti makanan khas indonesia yaitu gado2, rakyat pun hanya bisa menonton memikirkan bangsa ini tak pernah serius untuk mensejahterakan rakyatnya.

Sungguh lucu dan mengherankan rakyat Indonesia berjumlah 230 juta, tak satu orang pun ada yang bersungguh-sungguh ingin memakmurkan rakyatnya. 

Apalagi niat untuk menuntaskan korupsi, jauh api dari panggangnya. Perjalanan negeri yang penuh perilaku tindak korupsi selalu menghantaui rakyatnya, kita sebut saja mulai dari kasus Bank Century, kasus pajak Gayus Tambunan, banyak lagi dan terakhir kasus suap proyek Wisma Atlet Sea Games yang diduga melibatkan M. Nazaruddin selaku Bendahara Umum Partai Demokrat.

Kasus yang menghebohkan itu, kini petinggi Demokrat Nazaruddin (33) Bendahara Umum Partai Demokrat hengkang ke Singapura 23 Mei 2011 dengan menggunakan pesawat Garuda 834 pukul 19.30 WIB, alasan berobat untuk periksa ada kelainan jantung. Namun sebelumnya meninggalkan Indonesia, diketahui bahwa Nazaruddin mendapat izin dari Ketua Fraksi Demokrat.

Tapi kenapa keesokan harinya 24 Mei 2011 surat cegah ke luar negeri (cekal) barulah dikeluarkan KPK. Ironis bukan semua petinggi Demokrat yang ditanya soal kepergian Nazaruddin mengatakan kepada besoknya baru mengetahuinya, ada juga mengetahuinya dari berita media. Anehnya lagi ada juga rekannya membela dan menepis bahwa Nazaruddin itu kabur.

Memang status Nazaruddin masih sebagai saksi, tapi dugaan kuat keterlibatannya dalam kasus ini. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan melibatkan petinggi2 Demokrat lainnya. Seperti dikatakan Nazaruddin sebelumnya, karena dia sudah terlebih dulu mengumbar ancaman akan membongkar borok sejumlah rekan elit Partai Demokrat.


Bertitik tolak dari pernyataan Nazaruddin, bahwa ke pergiannya patut menjadi tanda tanya besar, bisa saja bahwa kasus yang diduga juga melibatkan elit Partai Demokrat lainnya akan dibongkar Nazaruddin. 

Namun, semuanya itu tergantung daripada niat anak bangsa, mau menuntaskannya atau tidak, rakyat merasa pesimis, mungkin saja kasus ini, hanya menambah kasus2 korupsi sebelumnya yang tak pernah tuntas.


Tidak ada komentar: